Posted on 18 November 2009 by Salik Paramartha
Nuri Bey adalah seorang Albania yang suka tepekur dan disegani, yang beristrikan wanita jauh lebih muda dari dirinya.
Suatu malam, ketika ia pulang lebih awal dan biasanya seorang pelayan yang setia menghadapnya dan berkata, “Istri Tuan berkelakuan mencurigakan. Ia berada di kamarnya dengan sebuah peti besar, cukup besar untuk menyimpan orang; peti itu dulu milik kakek Tuan. Mestinya peti itu hanya berisi beberapa sulaman kuno. Hamba yakin, kini didalamnya terdapat lebih dari sekedar sulaman. Dan hamba, yang sejak dulu menjaganya, kini tidak diperbolehkan membukanya.”
Baca lebih lanjut →
Filed under: Anekdot Sufi, Idries Shah | Komentar Dinonaktifkan pada Peti Kuno Nuri Bey
Posted on 13 November 2009 by Salik Paramartha
Kisah-kisah sufistik berikut ini, menurut Idries Shah, berasal dari Aththar An-Nisaburi. Ajaran-ajaran Aththar An-Nisaburi banyak disertai gambaran-gambaran biografi, fabel, pepatah dan apologi, yang tidak hanya mengandung ajaran moral tetapi kiasan-kiasan yang menggambarkan tentang tahap-tahap khusus perkembangan manusia.
Aththar menggunakan tema suatu ‘perjalanan’ atau ‘pencarian’ sebagai analogi dari tahap-tahap keberhasilan jiwa manusia dalam mencari kesempurnaan.
Baca lebih lanjut →
Filed under: Hikayat Sufi, Riwayat Sufi | Komentar Dinonaktifkan pada Kumpulan Kisah Sufi Aththar An-Nisaburi
Posted on 4 November 2009 by Salik Paramartha
Dikisahkan, segala burung di dunia, yang dikenal atau tidak dikenal, datang berkumpul. Mereka sama-sama memiliki satu pertanyaan, siapakah raja mereka? Di antara mereka ada yang berkata, “Rasanya tak mungkin negeri dunia ini tidak memiliki raja. Maka rasanya mustahil bila kerajaan burung-burung tanpa penguasa! Jadi, kita semua memiliki Raja, ya, Raja.”
Semua burung tertegun, seperti ada keraguan yang mengawang-awang.
“Keadaan semacam ini tak bisa dibiarkan terus menerus. Hidup kita ini akan percuma bila sepanjang hayat kita, kita tidak pernah mengetahui, dan mengenal siapa Raja kita sesungguhnya.”
Masing-masing dari mereka masih berfikir dan terdiam. Lalu kembali ada yang berteriak, “Lalu apa yang harus kita lakukan?”
Baca lebih lanjut →
Filed under: Fabel Sufi | Komentar Dinonaktifkan pada Musyawarah Para Burung
Posted on 1 November 2009 by Salik Paramartha
Manusia biasa (awam) menyesali dosa-dosanya, Manusia pilihan menyesali kelalaiannya. (Dzun-Nun al-Mishri)
Semua dongeng, paling tidak mengandung kebenaran tertentu dan seringkali dongeng-dongeng itu memungkinkan masyarakat menyerap gagasan-gagasan yang sulit dipahami atau bahkan tidak bisa dicerna jika disampaikan dalam bentuk pemikiran yang wajar. Oleh karena itu, dongeng digunakan para guru Sufi untuk memberikan suatu gambaran kehidupan yang lebih sejalan dengan perasaan mereka dibandingkan melalui wahana kegiatan intelektual.
Baca lebih lanjut →
Filed under: Anekdot Sufi, Idries Shah | Komentar Dinonaktifkan pada Orang-Orang Pulau
Posted on 1 November 2009 by Salik Paramartha
Inilah sepenggal kisah Syamsuddin Muhammad (1320-1389), yang kemudian dikenal dengan nama Hafizh, sang Pujangga Tuhan, penyair-sufi terkemuka. Dikisahkan bahwa saat ia berusia 21 tahun, ia bekerja sebagai pembantu pembuat roti. Pada suatu hari, Hafizh disuruh mengantar roti ke sebuah rumah besar. Saat ia sedang berjalan di halaman rumah besar itu, ia bertatap-pandang dengan seorang gadis yang menakjubkannya yang tengah berdiri di teras rumah. Tatap mata sang gadis itu demikian menawan hatinya. Hafizh pun jatuh cinta kepada sang gadis itu, meskipun sang gadis tidak mempedulikannya. Gadis itu putri seorang bangsawan yang kaya raya, sementara ia sendiri hanya seorang pembantu pembuat roti yang miskin. Gadis itu sangat cantik, sementara Hafizh berpostur pendek dan secara fisik tidak menarik, keadaan itu tanpa harapan.
Baca lebih lanjut →
Filed under: Riwayat Sufi, Romantika Partaubatan | Komentar Dinonaktifkan pada Kisah Hafizh, Sang Penuang Cahaya
Posted on 1 November 2009 by Salik Paramartha
Telah diceritakan oleh Ibnu al-Mubarak tentang seorang laki-laki yang bernama Khalid bin Ma’dan, dimana ia pernah bertanya kepada Mu’adz bin Jabal ra., salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw.
“Wahai Mu’adz! Ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang telah engkau dengar langsung dari Rasulullah saw., suatu hadits yang engkau hafal dan selalu engkau ingat setiap harinya disebabkan oleh sangat kerasnya hadits tersebut, sangat halus dan mendalamnya hadits tersebut. Hadits yang manakah yang menurut engkau yang paling penting?”
Baca lebih lanjut →
Filed under: Kisah Sahabat Nabi | Komentar Dinonaktifkan pada 7 Langit & 7 Malaikat Penjaga
Posted on 31 Oktober 2009 by Salik Paramartha
Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,
“Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.”
Baca lebih lanjut →
Filed under: Anekdot Sufi, Nasrudin Hoja | Komentar Dinonaktifkan pada Mengajar Keledai Membaca
Posted on 31 Oktober 2009 by Salik Paramartha
Buku Cinta Bagai Anggur terdiri dari sebelas bab yang mengulas tentang tashawwuf, cinta, keyakinan, pendidikan sufi, sampai pada masalah godaan dan kepemurahan. Semuanya merupakan topik-topik penting dalam jalan Islam dan tashawwuf, yang akan menjadi pembahasan yang sangat sulit dan membosankan seandainya semua itu diterangkan melalui teori dan definisi.
Baca lebih lanjut →
Filed under: Buku Kisah Sufi | Komentar Dinonaktifkan pada Cinta Bagai Anggur
Posted on 31 Oktober 2009 by Salik Paramartha
Tak lama setelah menduduki kawasan Anatolia, Timur Lenk mengundangi para ulama di kawasan itu. Setiap ulama beroleh pertanyaan yang sama:
“Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal.”
Baca lebih lanjut →
Filed under: Anekdot Sufi, Nasrudin Hoja | Komentar Dinonaktifkan pada Keadilan Dan Kelaliman
Posted on 31 Oktober 2009 by Salik Paramartha
Nabi Musa ‘alaihis-salaam’ telah memenuhi panggilan Allah swt., ia pun menitipkan Bani Israil ke Nabi Harun as., saudaranya, untuk naik ke gunung Sinai (Thuursina), gunung Allah yang keramat itu. Setelah ia menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadat sendirian di atas gunung itu, Allah swt. pun berfirman dan menurunkan Taurat kepadanya. Kemudian Nabi Musa as. pun sangat rindu untuk dapat melihat Wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepadanya, Wajah Rabb-nya.
Baca lebih lanjut →
Filed under: Kisah Para Nabi | Komentar Dinonaktifkan pada Dan Musa Pun Jatuh Pingsan